KNOWLEDGE + EXPERIENCE = SOLUTION

Kamis, 17 Januari 2008

PERKEMBANGAN PESTISIDA.


Pestisida merupakan zat kimia yang digunakan untuk membasmi hama baik berupa hewan maupun tumbuhan. Penamaan pestisida biasanya berdasarkan aplikasinya terhadap obyek yang diberantasnya. Pembasmian pada jamur digunakan Fungisida, pada gulma (tanaman pengganggu) digunakan Herbisida, sedangkan untuk penanggulangan rayap digunakan Termisida.
Perkembangan pestisida seiring sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, dalam hal ini adalah ilmu kimia. Apalagi dengan isu-isu lingkungan yang semakin gencar, maka semakin memacu upaya penemuan formula-furmula kimia yang semakin ramah terhadap lingkungan.
Pestisida generasi awal adalah formulasi kimia yang bernama ORGANOKLORIN ( Aldrin, Dieldrin, Lindane dll). Jenis ini sangat kuat dan dapat membunuh binatang-binatang predator yang menjadi pemangsa hama yang dibasmi, sehingga hama menjadi semakin sulit dikendalikan. Selain daripada itu tidak mudah terurai sehingga berbahaya pada lingkungan dan sekarang sudah dilarang penggunaannya.
Generasi berikutnya adalah ORGANOFOSFAT (Klorfervinphos, Klorphirifos, Isofenfos phoxim dll). Pengunaannya masih relatif dengan dosis tinggi, volatilitasnya tinggi dan berbau tajam. Formulasi berikutnya adalah PYRETHROID (Bifentrine, Cypermetrine, Deltametrine dll). Formula ini sudah relatif lebih rendah dosisnya dan toksisitas terhadap mamalia juga rendah baunya juga tidak terlalu menyengat.
Pengggunaan pestisida masih dituntut dengan dosis yang sangat rendah, maka ditemukan formula PHENYL PYRAZOLE (Fipronil). Dan kemudian formula NITRO GUANIDINE (Imidakloprid) yang efektif pada dosis sangat rendah dan tidak berbau.
Kedua generasi terakhir yaitu PHENYL PYRAZOLE dan NITRO GUANIDINE mempunyai sifat non repelen, yang artinya tidak menolak rayap. Tetapi rayap secara tidak sadar telah memasuki area yang telah di-treatment dan membawa racun ke dalam koloninya, sehingga dapat meracuni seluruh koloni.

Selasa, 15 Januari 2008

TIP MENGURANGI RESIKO SERANGAN RAYAP.

Mengurangi serangan rayap pada bangunan dapat dilakukan pada tahap pra-konstruksi maupun pada tahap pasca-konstruksi. Pada tahap pra-konstruksi: bersihkan sisa-sisa kayu bekas bahan bangunan yang tidak terpakai, karena kayu tersebut dapat mengundang rayap dengan cepat. Untuk pemasangan kusen, hindari kaki kusen menempel langsung pada lantai (gunakan umpak/locis). Lemari/kitchen set yang menempel pada dinding dan lantai juga sangat rawan terhadap serangan rayap.
Pada tahap pasca-konstruksi: pencahayaan dan ventilasi udara yang baik dapat mengurangi serangan rayap. Peletakan furniture berilah jarak kira-kira 10 cm dari dinding, selain mudah dibersihkan juga untuk mengontrol serangan rayap yang muncul dari retakan dinding dan lantai.
Tempat-tempat yang memerlukan perhatian khusus yaitu: dapur, kamar mandi, gudang, instalasi listrik (steker dan stopkontak), instalasi drainase dan kebun.

Jumat, 11 Januari 2008

METODE PENGEDALIAN RAYAP PADA BANGUNAN

Pengendalian rayap pada bangunan dapat dilakukan secara pra-konstruksi maupun pasca-konstruksi. Perlakuan keduanya meliputi perlakuan tanah (soil treatment) dan perlakuan kayu (wood treatment). Metode perlakuan tanah secara pra-konstruksi yaitu menyemprot galian pondasi dan lantai tanah dengan larutan kimia (termisida). Sedangkan untuk pasca-konstruksi dengan mengebor sisi-sisi dinding bangunan, kemudian di-injeksi dengan larutan kimia (termisida). Untuk perlakuan kayu dilakukan penyemprotan seluruh komponen kayu yang meliputi: rangka atap, rangka plafon dan kusen-kusen.

Secara garis besar fungsi dari perlakuan tanah adalah membuat penghalang kimiawi (chemical barrier) antara bangunan dan koloni rayap yang ada di dalam tanah, sehingga rayap tidak dapat masuk dan merusak isi bangunan ( furniture, buku dan kertas-kertas dokumen). Sedangkan perlakuan kayu berfungsi melindungi kayu dari serangan rayap yang ada di sekitar bangunan maupun rayap yang sudah ada di dalam kayu itu sendiri.

Kunci keberhasilan pengendalian rayap pada bangunan adalah penggunaan termisida yang tepat baik secara kualitas maupun kuantitas-nya. Dan yang paling utama adalah profesionalitas dan integritas orang yang meng-aplikasikan-nya.

Selasa, 01 Januari 2008

Rayap


Rayap merupakan serangga pemakan selulosa, jadi bahan-bahan yang mengandung selulosa seperti kayu dan produk turunannya yaitu kertas merupakan makanannya. Untuk mencapai makanannya rayap dapat menembus/merusak bahan-bahan lainnya baik berupa logam maupun plastik.
Kerugian yang ditimbulkan oleh rayap dapat mencapai trilyunan rupiah/tahun. Rayap dapat menyerang berbagai macam properti seperti perumahan, pergudangan maupun kawasan industri. Selain daripada itu rayap juga banyak merugikan di bidang perkebunan seperti kelapa sawit, karet maupun perkebunan jati. Kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Bandung paling banyak menderita kerugian akibat serangan rayap.       

Mengapa rayap banyak merusak di daerah perkotaan? Hal ini terjadi karena terjadi perubahan habitat di daerah perkotaan. Area yang dahulu berupa kebun, sekarang berubah menjadi area perumahan. Sehingga rayap yang dahulu makan kayu/sisa-sisa kayu di kebun sekarang makan kayu bangunan rumah maupun furniture dan kertas yang banyak terdapat di dalam rumah.